Pemanfaatan Mangrove sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Makanan

on Tuesday, August 31, 2010


1. Brugulera gymnorhiza

Mengandung tanin yang dalam jumlah sedikit dapat mengurangi sakit perut, namun dalam jumlah banyak akan menjadi racun
A. Brugulera gymnorhiza sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Tepung dan Beras

Bahan :

Cara Pembuatan :
Buah dikupas kulitnya kemudian daging buah dicincang sekecil mungkin
Untuk mengurangi kandungan tanin, buah yang telah dicincang direndam selama 3 hari dengan air biasa ( air diganti setiap hari ). Namun jika tergesa-gesa buah tidak perlu direndam melainkan dicuci sambil diremes-remes kemudian direbus dengan air yang telah mendidih sambil diaduk kurang lebih 20-30 menit
Buah yang telah direndam atau direbus dicuci dengan air biasa sambil diuleni
Buah dijemur di bawah sinar matahari kurang lebih hingga 1 hari
Buah yang telah dijemur akan kering dan menyusut, bila ingin langsung dijadikan nasi atau belendung buah direndam kemudian ditanak
Jika ingin dijadikan tepung, buah bisa langsung digiling setelah dijemur atau diblender dulu dalam keadaan basah sebelum dijemur, setelah jadi bubur dijemur di atas karung bekas baru digiling sampai halus.

Setelah digiling tepung di ayak, hasil pengayakan tepung yang halus digunakan sebagai tepung sebagai bahan dasar pembuatan roti, kerupuk, dll, hasil pengayakan tepung yang kasar dapat ditanak sebagai nasi.


B. Brugulera gymnorhiza sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Kerupuk dan Cireng

Bahan :

Cara Pembuatan :
Tepung dari Brugulera gymnorhiza dicampur dengan tepung tapioka sebagai pelekat serta ditambah dengan sedikit air
Ditambahkan perasa pada adonan misalnya bawang putih, sari rajungan, dll
Adonan diuleni dan dibentuk seperti lontong
Adonan dikukus, kemudian diiris tipis
Jika ingin dijadikan cireng irisan adonan langsung digoreng
Jika ingin dijadikan kerupuk, irisan adonan dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 1 hari. Kerupuk yang masih mentah tersebut bisa langsung digoreng maupun disimpan. Jika disimpan, sebelum digoreng kerupuk yang masih mentah tersebut dijemur terlebih dahulu
C. Bruguiera gymnorhiza sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Roti

Bahan :
Tepung 1 gelas, telur 6, ditambahkan ovalet secukupnya, pewarna coklat, mentega cair 250 gram, gula pasir 1 gelas, susu bubuk 1 saset, vanili 2

Cara pembuatan:
Tambahkan ovalet, gula, vanili, telur, di mixer hingga warnanya putih mengembang, di tambah pewarna coklat, susu bubuk, tepung, di aduk (mixer) masukkan mentega cair 1 ons, setelah itu masukkan ke loyang di oven ± 20 menit, roti siap di sajikan.

2. Sonneratia Caseolaris (Bogem) di manfaatkan sebagai Sirup Mangrove dan jenang


Cara pembuatan sirup:
Buah sonneratia, Kupas, cuci.
Di tambahkan air dengan perbandingan 1 kg:1 liter, misalnya 2 ons maka airnya sebanyak 200 mL.
Kemudian di rebus sampai buahnya lunak atau empuk, jangan sampai airnya mendidih. Setelah itu di dinginkan beberapa saat.
Buah di haluskan dalam panci, kemudian di saring dengan ayakan untuk memisahkan sari buah dengan daging buahnya.
Setelah terpisah antara daging buah dan sari buah, kemudian pada daging buah tadi ditambahkan lagi air sebanyak 1 liter lalu disaring lagi.
Lalu hasil saringan di saring kembali dengan kain, agar diperoleh air buah yang bebas dari ampas.
Akhirnya diperoleh sirup rasa buah Bogem.
Ampas sisa sirup dapat dibuat jenang dengan syarat ampas disisakan dengan kandungan airnya 30 %
Hasil akhir yang berupa sirup, direbus kembali dan ditambahkan gula sebanyak 2 kg. Dapat disimpulkan perbandingan buah,air dan gula adalah 1(kg):2(liter):2(kg)

Cara pembuatan jenang:
1 kg Sisa ampas sirup yang masih mengandung 30% air tadi atau 1 kg daging buah yang telah dimasak dan dilumatkan
250 gr tepung ketan
500 gr gula pasir
250 gr gula merah 2 liter air matang
Bahan-bahan diatas dimasukkan ke wajan besar secara bersamaan kemudian dicampur aduk sehingga semua bahan tercampur rata.
Lalu wajan di tempatkan pada kompor untuk memasak bahan-bahan yang ada di dadalamnya, kompor diatur dengan api kecil.
Pada saat memasak, bahan-bahan terus diaduk selama kurang lebih 4 jam
Ketika hampir 4 jam, saat jenang mulai lengket, maka tambahkan sedikitnya 1 ons mentega ke dalam wajan.
Setelah 4 jam maka diperoleh jenang bogem yang siap dicetak dan dimakan

Sumber; mangroviesta

Mencicip manis buah mangrove dari pantai timur Surabaya

on Friday, August 27, 2010

Di bulan puasa ini, dipastikan kebutuhan rumah tangga, terutama yang berhubungan dengan rasa dan kesegaran, meningkat cukup drastis. Sehingga tak mengherankan, manakala salah satu produsen sirup besar di negara ini, rela mengubah bentuk botol kemasan sirup mereka di bulan suci umat islam tersebut.

Tapi di ibukota propinsi Jawa Timur, Surabaya, penduduknya boleh menepuk dada. Karena selain kenangan heroik arek-arek suroboyo yang sudah tidak diragukan lagi, untuk soal sirup, mereka punya hal yang berbeda, yang boleh jadi tidak akan mudah ditemukan di tempat lain. Ya, surabaya boleh disebut metropolis dengan segala heterogenitas aktifitas enduduknya. Nun di pesisir timur surabaya, nyaris di ujung kali jagir-wonokromo, penduduk kota surabaya punya empu pengolah sirup modern berbahan dasar buah mangrove. Soal rasa? Hmmmm, banyak yang bilang seperti madu yaman.

Pantai timur surabaya boleh dibilang daerah pesisir kota yang unik. Kondisi masyarakatnya tidak seratus persen mewakili karakteristik masyarakat pesisir secara umumnya. Mereka sama seperti halnya penduduk kota besar lainnya yang kalau berbelanja masih memilih pergi ke mall, dan menonton gambar bergerak di jaringan bioskop terkemuka negeri ini. Hanya saja, lingkungan hidup sekitar rumah mereka didominasi ekosistem air payau.

Justru karena air yang payau itulah, mangrove dapat tumbuh, dan salah satunya adalah species Sonneratia caseolaris, atau masyarakat setempat mengenalnya dengan nama bogem. Nah, penduduk di sekitar muara sungai wonorejo ini sudah semenjak tahun 2004 silam mampu mengolah buah bogem yang telah masak, menjadi olahan sirup.

Adalah mohson, yang lebih akrab dipanggil soni, yang mengawali kiprah olahan sirup bogem mangrove ini. Setelah di tahun 2007 hasil olahannya mendapat sertifikasi dari Departemen Kesehatan, dan terdaftar di Disperindag, maka semenjak itulah hasil karyanya melanglang negeri. Dua menteri perikanan dan kelautan berturut-turut, Freddy Numberi dan fadel Muhammad, sudah beberapa kali mencicip manisnya olahan buah mangrove tersebut. Kebetulan dalam peresmian Puspa Agro, salah satu sentra pasar buah terbesar di jawa Timur yang peresmiannya dilakukan beberapa saat yang lalu, dihadiri empat menteri, dan seleuruhnya berkenan mampir dan mencicip sirup mangrove tersebut.

Bukan tanpa hambatan, untuk menyajikan sirup mangrove sehingga siap seduh. Keberadaan buah yang di mancanegara dikenal sebagai apple mangrove ini cukup sulit ditemukan. Bukan karena pohonnya yang mati, tetapi lebih karena perubahan musim yang membuat masa berbunga dan berbuah-nya menjadi tidak menentu. Namun kearifan lokal, sedikit mengatasi hal tersebut, sehingga pak mohson, mampu panen minimal 2 kilo buah apple mangrove setiap harinya.

Pemasaran sirup ini, walaupun masih belum masuk ke pasar, juga cukup menjanjikan. Pasalnya mereka yang sudah mencicipnya, pasti akan ketagihan untuk mencicipinya kembali. Beruntunglah kalian warga surabaya, sudah punya mangrove, bisa mencicipi manisnya pula. (dpp)

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Locations of visitors to this page