Mencicip manis buah mangrove dari pantai timur Surabaya

on Friday, August 27, 2010

Di bulan puasa ini, dipastikan kebutuhan rumah tangga, terutama yang berhubungan dengan rasa dan kesegaran, meningkat cukup drastis. Sehingga tak mengherankan, manakala salah satu produsen sirup besar di negara ini, rela mengubah bentuk botol kemasan sirup mereka di bulan suci umat islam tersebut.

Tapi di ibukota propinsi Jawa Timur, Surabaya, penduduknya boleh menepuk dada. Karena selain kenangan heroik arek-arek suroboyo yang sudah tidak diragukan lagi, untuk soal sirup, mereka punya hal yang berbeda, yang boleh jadi tidak akan mudah ditemukan di tempat lain. Ya, surabaya boleh disebut metropolis dengan segala heterogenitas aktifitas enduduknya. Nun di pesisir timur surabaya, nyaris di ujung kali jagir-wonokromo, penduduk kota surabaya punya empu pengolah sirup modern berbahan dasar buah mangrove. Soal rasa? Hmmmm, banyak yang bilang seperti madu yaman.

Pantai timur surabaya boleh dibilang daerah pesisir kota yang unik. Kondisi masyarakatnya tidak seratus persen mewakili karakteristik masyarakat pesisir secara umumnya. Mereka sama seperti halnya penduduk kota besar lainnya yang kalau berbelanja masih memilih pergi ke mall, dan menonton gambar bergerak di jaringan bioskop terkemuka negeri ini. Hanya saja, lingkungan hidup sekitar rumah mereka didominasi ekosistem air payau.

Justru karena air yang payau itulah, mangrove dapat tumbuh, dan salah satunya adalah species Sonneratia caseolaris, atau masyarakat setempat mengenalnya dengan nama bogem. Nah, penduduk di sekitar muara sungai wonorejo ini sudah semenjak tahun 2004 silam mampu mengolah buah bogem yang telah masak, menjadi olahan sirup.

Adalah mohson, yang lebih akrab dipanggil soni, yang mengawali kiprah olahan sirup bogem mangrove ini. Setelah di tahun 2007 hasil olahannya mendapat sertifikasi dari Departemen Kesehatan, dan terdaftar di Disperindag, maka semenjak itulah hasil karyanya melanglang negeri. Dua menteri perikanan dan kelautan berturut-turut, Freddy Numberi dan fadel Muhammad, sudah beberapa kali mencicip manisnya olahan buah mangrove tersebut. Kebetulan dalam peresmian Puspa Agro, salah satu sentra pasar buah terbesar di jawa Timur yang peresmiannya dilakukan beberapa saat yang lalu, dihadiri empat menteri, dan seleuruhnya berkenan mampir dan mencicip sirup mangrove tersebut.

Bukan tanpa hambatan, untuk menyajikan sirup mangrove sehingga siap seduh. Keberadaan buah yang di mancanegara dikenal sebagai apple mangrove ini cukup sulit ditemukan. Bukan karena pohonnya yang mati, tetapi lebih karena perubahan musim yang membuat masa berbunga dan berbuah-nya menjadi tidak menentu. Namun kearifan lokal, sedikit mengatasi hal tersebut, sehingga pak mohson, mampu panen minimal 2 kilo buah apple mangrove setiap harinya.

Pemasaran sirup ini, walaupun masih belum masuk ke pasar, juga cukup menjanjikan. Pasalnya mereka yang sudah mencicipnya, pasti akan ketagihan untuk mencicipinya kembali. Beruntunglah kalian warga surabaya, sudah punya mangrove, bisa mencicipi manisnya pula. (dpp)

0 komentar:

Post a Comment

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Locations of visitors to this page