Suaramandiri .com (Surabaya)
-Merasa tidak dipedulikan, karena jarang 'disentuh', nelayan dan
petambak di Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) menyesalkan sikap Dinas
Pertanian Pemkot Surabaya.
Ungkapan
penyesalan ini disampaikan beberapa petani tambak dan nelayan di
Pamurbaya, karena selama ini, mereka tidak dipedulikan Pemkot Surabaya
setiap kali membutuhkan bantuan dan perhatian, khususnya untuk mendukung
kegiatan para nelayan dan petambak di Pamurbaya.
Ratno
Koordinator Petani Tambak Truno Djoyo mengatakan, para petani tambak
dan nelayan di Wonorejo, Rungkut, Surabaya, seringkali dicuekin Pemkot
Surabaya setiap perlu bantuan.
"Beberapa
waktu ini, kami membutuhkan bantuan dan perhatian dari Pemkot Surabaya,
khususnya Dinas Pertanian, untuk melakukan perbaikan perahu milik
nelayan dan petani tambak, tapi sampai sekarang, tidak satupun pejabat
di Surabaya yang mau peduli dengan nasib kami," ujar Ratno, Minggu
(28/06/2015).
Ditambahkan
Ratno, peranan perahu ini untuk para nelayan dan petambak sangat
penting, karena menjadi sarana utama untuk mata pencarian sehari-hari.
"Beberapa
waktu lalu, kami sempat menyampaikan rencana perbaikan perahu-perahu
kami yang sudah rusak, tapi tidak ada respon sama sekali," sesal Ratno.
Menurut
Ratno, kondisi itu berbalik, kalau Dinas Pertanian atau Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) lain di Pemkot Surabaya butuh dan perlu bantuan
para nelayan dan petambak di Wonorejo, Rungkut, Surabaya.
"Mereka
selalu menganggap kami ini orang bodoh yang selalu dikalah-kalahkan,
ini sangat tidak baik untuk hubungan kemitraan," tutur Ratno.
Selain
membutuhkan bantuan perbaikan perahu, para nelayan dan petambak di
Wonorejo, Rungkut, Surabaya juga membutuhkan alat tangkap ikan lainnya
seperti jaring dan jala.
"Kami
di sini juga membutuhkan diesel untuk mendukung aktifitas kami di malam
hari, sehingga kami tidak kesulitan mencari sumber energi listrik waktu
mencari ikan," ungkap Ratno.
Ditegaskan
Ratno, beberapa kebutuhan nelayan dan petambak di Pamurbaya itu, sudah
sering juga disampaikan ke beberapa anggota DPRD Surabaya dan Jawa Timur
yang sering datang ke Wonorejo, Rungkut, Surabaya, tapi juga tidak ada
tindak lanjut yang jelas.
"Semua
hanya janji-janji dan tidak ada bukti, kami hanya jadi bahan dan sumber
informasi yang tidak terlalu dipedulikan, kalau kami membutuhkan
kerjasama dengan para pemangku kebijakan di pemerintahan dan birokrasi,"
ujar Ratno.
Sementara
beberapa pejabat di Dinas Pertanian Pemkot Surabaya yang sering datang
ke Wonorejo, Pamurbaya, sekarang juga mulai jarang berkunjung dan
melihat kondisi nelayan dan petambak juga kondisi hutan mangrove di
Pamurbaya yang terus rusak akibat banyaknya pengembang yang membabat
mangrove untuk pembangunan perumahan.
Tidak
hanya pengembang, di Kawasan Konservasi Mangrove, Wonorejo, Rungkut,
Surabaya juga semakin parah kondisinya, dengan makin banyaknya
lalu-lalang orang yang datang dengan berlindung mengatasnamakan
pengembangan ekowisata mangrove, meski menyalahi konsep ekowisata yang
seharusnya.
0 komentar:
Post a Comment