Kades Sriwulan Kesulitan Tanam Mangrove karena Gelombang Tinggi

on Saturday, June 3, 2017

 
BANJIR ROB - Rumah warga tenggelam akibat air laut pasang atau banjir rob di Desa Sriwulan, Sayung, Demak, Jumat (2/6)

DEMAK - Kepala Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung menilai penanaman mangrove di wilayahnya sudah sulit dilakukan. Hal itu karena menurutnya, gelombang yang ada di sana cukup besar.
"Susah kalau ditanami mangrove karena gelombangnya cukup tinggi. Baru mau ditanami pasti bibitnya sudah rusak dulu disapu. Kalau daerah Morosari ke Barat memang masih bisa," jelas Zamroni, Jumat (2/6/2017).
Menurutnya penanaman Mangrove akan bisa dilakukan di Sriwulan saat sabuk pantai atau tanggul laut sudah dibangun. Hal itu karena akan mengurangi kekuatan gelombang.

Banjir Rob atau air pasang menggenangi desa Sriwulan kecamatan Sayung Kabupaten Demak, Jumat 2 Juni 2017 (tribunjateng/rival almanaf)

"Rob itu sebenarnya di mana-mana sama saja, tinggal penanganannya, di Genuk, Semarang, cepat ditangani, sehingga imbasnya ke kami," imbuhnya.
Terpisah Wakil Bupati Demak, Djoko Sutanto mengakui Demak memang terdampak abrasi paling parah dibandingkan dengan beberapa daerah lain di pantai utara Jateng.
"Panjang pantai Demak sepanjang 34 km, namun abrasinya seluas 798 hektare," tambah Djoko.
Dari ratusan hektare yang terkena abrasi itu, Kecamatan Sayung menduduki peringkat tertinggi dengan 420 hektare, baru disusul Karangtengah dengan 57 hektare.

Banjir Rob atau air pasang menggenangi desa Sriwulan kecamatan Sayung Kabupaten Demak, Jumat 2 Juni 2017 (tribunjateng/rival almanaf)

 "Abrasi di Demak terutama Sayung merupakan yang tertinggi beberapa dukuh hilang. Untuk itu kami memang menggalakan penanaman Mangrove sebagai langkah penanggulangan," jelasnya.


Tribun Jateng

0 komentar:

Post a Comment

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Locations of visitors to this page