ASEP BUDIMAN/PRLM
DARI
kiri, Ketua Kwarda Jabar Dede Yusuf, Bupati Indramayu Anna Sophanah,
Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Kemenlutkan Sudirman
Saad, dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron berbincang saat
kegiatan Jambore Mangrove di Pantai Karangsong, Kecamatan/Kabupaten
Indramayu, Rabu (12/8/2015).*
|
INDRAMAYU, -Sebagian besar mangrove di wilayah pesisir Jawa Barat berada
dalam kondisi terdegradasi. Akibatnya, terjadi abrasi di sepanjang
pesisir pantai dan mengancam biota laut.
Hal itu terungkap saat acara Jambore Mangrove Tingkat Daerah Jawa Barat Tahun 2015 bertema "Mari selamatkan Ekosistem Mangrove dalam Mewujudkan Kelestarian Pantai" di Pantai Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Rabu (12/8/2015).
Acara ini dihadiri oleh instansi terkait di pusat, Komisi IV DPR RI, Bupati Indramayu dan wakilnya, Ketua Kwarda Jabar, Ketua DPRD, serta muspida dan SKPD Kabupaten Indramayu.
Anggota Komisi IV DPR RI Jabar Dapil III Cirebon-Indramayu, Ono Surono, menyebutkan, kawasan mangrove di Jabar secara umum dalam kondisi terdegredasi.
Menurut dia, sejumlah daerah yang mengalami kerusakan mangrove yaitu Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon.
"Yang paling parah adalah Karawang, antara lain oleh pembangunan breakwater, kemudian Cirebon dan Subang," ucapnya.
Sementara Kabupaten Indramayu, dinilai Ono, terus terjadi kerusakan, yang terparah di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat.
Meskipun demikian, dia menilai, kondisi Kabupaten Indramayu lebih baik daripada wilayah pesisir lainnya di Jawa Barat sehingga ditetapkan Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya sebagai Mangrove Center wilayah barat Indonesia, Juni lalu.
Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengatakan, pemanfaatan ekosistem mangrove yang dilakukan tanpa memperhatikan aspek-aspek kelestarian, telah menambah beban degradasi mangrove di wilayah pesisir.
Salah satu pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan di antaranya kegiatan pertambakan dan limbah buangannya.
Salah satu upaya untuk mengatasi itu, kata Saad, pihaknya menginisiasi Gerakan Cinta Laut melalui Jambore Mangrove.
Dia menjelaskan, kegiatan ini melibatkan seribu peserta anggota Pramuka, yaitu 900 peserta dari Indramayu dan 100 peserta dari Cirebon.
Jambore dengan tema mangrove, ungkapnya, untuk mengingatkan bahwa Indonesia dominan laut dan strategis. Menurut dia, kesuburan laut sangat ditentukan seberapa sehat dan suburnya mangrove di pantai. "Laut adalah lumbung kita yang terakhir, masa depan Indonesia," ujarnya.
Ketua Kwartir Daerah Pramuka Jawa Barat Dede Yusuf menyebutkan, kegiatan Jambore Mangrove merupakan pertama kali di Indonesia. Dia memandang, pelestarian mangrove itu penting sebagai bentuk keniscayaan bahwa manusia hidup berdampingan dengan lingkungan.
Kabupaten Indramayu yang punya panjang pantai 147 km, kata Dede, setiap tahun terjadi abrasi yang mengikis pantai. Oleh sebab itu, gerakan melestarikan mangrove penting untuk menjaga pantai dari rob ataupun abrasi.
"Siapa yang bertanggung jawab? Pertama, pemerintah. Kedua, masyarakat. Ketiga, generasi muda, termasuk Pramuka," ucapnya.
Bupati Anna Sophanah menyadari bahwa upaya Pemkab Indramayu tidak akan berjalan tanpa dukungan pemprov dan pemerintah pusat serta partisipasi masyarakat.
Dia bersyukur Kabupaten Indramayu dijadikan Mangrove Center, yaitu kawasan restorasi mangrove untuk wilayah barat Indonesia sehingga bisa menjadi percontohan bagi daerah lain. (Asep Budiman/A-89)***
PIKIRAN RAKYAT
Hal itu terungkap saat acara Jambore Mangrove Tingkat Daerah Jawa Barat Tahun 2015 bertema "Mari selamatkan Ekosistem Mangrove dalam Mewujudkan Kelestarian Pantai" di Pantai Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Rabu (12/8/2015).
Acara ini dihadiri oleh instansi terkait di pusat, Komisi IV DPR RI, Bupati Indramayu dan wakilnya, Ketua Kwarda Jabar, Ketua DPRD, serta muspida dan SKPD Kabupaten Indramayu.
Anggota Komisi IV DPR RI Jabar Dapil III Cirebon-Indramayu, Ono Surono, menyebutkan, kawasan mangrove di Jabar secara umum dalam kondisi terdegredasi.
Menurut dia, sejumlah daerah yang mengalami kerusakan mangrove yaitu Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon.
"Yang paling parah adalah Karawang, antara lain oleh pembangunan breakwater, kemudian Cirebon dan Subang," ucapnya.
Sementara Kabupaten Indramayu, dinilai Ono, terus terjadi kerusakan, yang terparah di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat.
Meskipun demikian, dia menilai, kondisi Kabupaten Indramayu lebih baik daripada wilayah pesisir lainnya di Jawa Barat sehingga ditetapkan Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya sebagai Mangrove Center wilayah barat Indonesia, Juni lalu.
Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengatakan, pemanfaatan ekosistem mangrove yang dilakukan tanpa memperhatikan aspek-aspek kelestarian, telah menambah beban degradasi mangrove di wilayah pesisir.
Salah satu pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan di antaranya kegiatan pertambakan dan limbah buangannya.
Salah satu upaya untuk mengatasi itu, kata Saad, pihaknya menginisiasi Gerakan Cinta Laut melalui Jambore Mangrove.
Dia menjelaskan, kegiatan ini melibatkan seribu peserta anggota Pramuka, yaitu 900 peserta dari Indramayu dan 100 peserta dari Cirebon.
Jambore dengan tema mangrove, ungkapnya, untuk mengingatkan bahwa Indonesia dominan laut dan strategis. Menurut dia, kesuburan laut sangat ditentukan seberapa sehat dan suburnya mangrove di pantai. "Laut adalah lumbung kita yang terakhir, masa depan Indonesia," ujarnya.
Ketua Kwartir Daerah Pramuka Jawa Barat Dede Yusuf menyebutkan, kegiatan Jambore Mangrove merupakan pertama kali di Indonesia. Dia memandang, pelestarian mangrove itu penting sebagai bentuk keniscayaan bahwa manusia hidup berdampingan dengan lingkungan.
Kabupaten Indramayu yang punya panjang pantai 147 km, kata Dede, setiap tahun terjadi abrasi yang mengikis pantai. Oleh sebab itu, gerakan melestarikan mangrove penting untuk menjaga pantai dari rob ataupun abrasi.
"Siapa yang bertanggung jawab? Pertama, pemerintah. Kedua, masyarakat. Ketiga, generasi muda, termasuk Pramuka," ucapnya.
Bupati Anna Sophanah menyadari bahwa upaya Pemkab Indramayu tidak akan berjalan tanpa dukungan pemprov dan pemerintah pusat serta partisipasi masyarakat.
Dia bersyukur Kabupaten Indramayu dijadikan Mangrove Center, yaitu kawasan restorasi mangrove untuk wilayah barat Indonesia sehingga bisa menjadi percontohan bagi daerah lain. (Asep Budiman/A-89)***
PIKIRAN RAKYAT
0 komentar:
Post a Comment