Bupati Bone Ajak Warga Tanam Mangrove dan Perangi Sampah

on Tuesday, February 28, 2017


BONE - Dalam rangka Peringatan Hari Sampah Nasional (PHSN), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone mengajak warga melakukan kerja bakti bersih pantai dan tanam mangrove di pesisir Pantai Bajoe, Kelurahan Lonrae, Kecamatam Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone, Selasa (28/2/17).

Andi Fahsar Padjalangi yang didampingi unsur Muspida mengajak masyarakat untuk memerangi sampah dan menjadikannya barang yang menghasilkan.

"Mari kita perangi sampah dan menjadikan sebuah objek untuk sesuatu yang bisa menghasilkan," ucapnya.

Menurutnya, partisipasi masyarakat sangat penting untuk merealisasikan program Pemkab Bone bukan hanya untuk meraih Piala Adipura.

"Persoalan Adipura itu masalah kedua, yang utama itu adalah kenyamanan kita semua. Tidak usah saling mengkritisi tapi berbuatlah dulu," tegas Fahsar.

Sementara, Wakil Bupati Bone Ambo Dalle mengatakan, sampah jangan dijadikan sebagai musuh akan tetapi jadikan sampah sebagai sesuatu yang bisa menghasilkan.

"Coba sampah-sampah itu dipisah mana organik dan non organik, kemudian dijual pasti menghasilkan, kemudian untuk magrove kita ingin menjadikan lingkungan ini bersih, indah dan hijau," jelas Ambo Dalle.

Berdasarkan pantauan rakyatku.com, kurang lebih 800 orang yang hadir dalam kegiatan PHSN ini seperti Unsur Muspida, SKPD/Instansi, tokoh pemuda dan tokoh-tokoh masyarakat serta ratusan mahasiswa.

RAKYATKU

Surabaya Perangi Sampah Plastik dengan Gerakan Bersih Hutan Mangrove

on Monday, February 27, 2017



Surabaya terus berbenah menjadi kota metropolitan yang bersih dan bebas sampah pada tahun 2020. Baru-baru ini sejumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan menggelar gerakan bersih sampah plastik dengan memunguti sampah plastik di kawasan hutan bakau (mangrove) di muara sungai Wonorejo, Surabaya.
Sampah yang sampai ke laut menjadi persoalan serius Kota Surabaya, karena menjadi salah satu penyebab kerusakan ekosistem pesisir yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mangrove dan ikan.
Puluhan anak muda dari berbagai kelompok pecinta lingkungan memunguti sampah plastik di antara akar dan batang tanaman mangrove, di muara sungai Wonorejo, pesisir timur Surabaya. Sampah plastik itu terdampar di sana setelah terbawa gelombang laut pasang atau aliran sungai.
Vero, mahasiswi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengatakan, banyaknya sampah yang berhasil dikumpulkan dari akar tanaman mangrove merupakan bukti masih banyak masyarakat yang membuang sampah secara sembarangan.
“Prihatin sih sebenarnya, soalnya itu secara tidak langsung kesalahan kita kan yang buang sampah sembarangan, entah itu di Kali (sungai) yang kemudian mengalir ke laut. Harusnya sih kayak kita sebagai komunitas lingkungan itu kita saling bareng-bareng, jadi kalau kita kerjanya banyak kan lebih banyak sampah yang kita ambil,” kata Vero.
Yunita Sari dari Komunitas Kantong Sampah mengatakan, pola pikir masyarakat yang masih sering membuang sampah ke sungai harus diubah, bila tidak ingin persoalan sampah meluas sampai ke laut.
“Sampah disini itu memang sebenarnya ada beberapa orang yang memang pola pikirnya harus diubah, soalnya kenapa sampah ini sampai ke muara itu karena kegiatan mereka membuang sampah sembarangan di sungai, itu salah satunya kan dampaknya sampai ke muara itu tadi. Jadi sampah sendiri itu adalah tanggungjawab kami sendiri agar tidak membuang sampah sembarangan. Efeknya dari sampah yang ke darat dengan kita membuang sampah sembarangan di sungai salah satunya, nah itu efeknya juga ke muara,” kata Yunita Sari.
Persoalan sampah masih menjadi masalah utama kota-kota besar seperti Surabaya, seiring pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, serta konsumsi masyarakat yang juga tinggi.
Koordinator Komunitas Nol Sampah, Hermawan Some mengatakan, perlu partisipasi masyarakat bersama pemerintah daerah untuk mengatasi masalah sampah, apalagi mengingatdana penanghulangan sampah masih belum maksimal di setiap daerah.
“Yang sering jadi kendala adalah pembiayaan, seringkali daerah bilang saya peduli sampah, tapi ternyata di APDB mereka sangat tidak ada (kecil), padahal untuk membiayai sampah kan sangat mahal, butuh biaya. Yang paling penting terakhir adalah partisipasi masyarakat, nah itu yang mungkin penting dilakukan, jadi sekarang harus didorong partisipasi masyarakat sehingga beban pemerintah berkurang, beban kita semua berkurang,” kata Hermawan Some.
Setiap harinya Kota Surabaya menghasilkan sampah hingga 1.500 ton, yang sebagian besar masih dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Benowo, Surabaya barat. Upaya pengurangan sampah yang masuk ke TPA Benowo terus dilakukan, melalui pengolahan sampah di rumah atau lingkungan tempat tinggal.
Sekretaris Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, Aditya Wasita mengatakan, upaya mengurangi sampah ke laut juga dilakukan memasang alat perangkap sampah di setiap rumah pompa sungai yang ada di Surabaya.
“Kalau di Surabaya (sampah) cukup berkurang, karena kita kan rata-rata sungainya ada rumah pompa, ini sudah tertahan banyak sekali, tapi mungkin daerah lain sungainya belum ada seperti itu Nah kita untuk sungai-sungai yang lain juga kita bikin perangkap sampah sehingga ini sangat mengurangi sampah ke laut. Dan memang yang perlu diwaspadai adalah sampah-sampah yang ikut arus laut, akhirnya masuk ke Surabaya,” kata Aditya Wasita.


VOA

Ranting IPNU-IPPNU Bakti Sosial Tanggulangi Erosi Laut

on


Banyuwangi, - Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Pengantigan, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi menggelar bakti sosial melalui aksi pungut sampah penanaman ratusan bibit pohon mangrove di bibir pantai Pulau Santen Karangrejo, Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (26/2).

Semula ketua PR IPNU Pengantigan Ali Murdani yang menggagas kegiatan tersebut berpikir bagaimana para pelajar NU berkontribusi untuk bangsa dan negara. Lantas diajaklah para pengurus IPNU-IPPNU setempat, juga komunitas pelajar di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Banyuwangi.

"Saya tak menyangka aksi bakti sosial ini mendapatkan dukungan dari beberapa pelajar antarsekolah. Pun saya tak menyangka aksi kami didukung oleh organisasi-organisasi peduli lingkungan di daerah Banyuwangi," tutur Dani.

Ratusan pelajar yang hadir diberikan pembekalan materi-materi tentang kelestarian lingkungan dan kepemudaan. "Langkah nyata untuk mengedukasi teman-teman saya. Mereka semua diedukasi tentang pelestarian lingkungan, tata cara pengolahan sampah, manfaat penanaman mangrove dan peran pemuda untuk kemajuan bangsa baik konteks yang telah, sedang, dan akan datang," tutur Dani.

Sebagai tambahan, kata dia, pihaknya juga memberikan wadah aksi pentas seni di sela-sela acara. "Mereka yang hadir bebas untuk mengekspresikan bakat dan kemampuan diri. Mulai dari puisi, musikalisasi, dan orasi-orasi kepemudaan," kata Dani.

Menurutnya, langkah ini merupakan bukti bahwa pelajar mampu melakukan perubahan yang bisa dirasakan oleh warga langsung. "Sekecil apa pun hal positif terus akan kami galakkan. Saat ini saya melakukan aksi pungut sampah dan penanaman mangrove di bibir pantai untuk mencegah erosi pantai dan menjadi katalis tanah dari air laut. Ke depan kami akan melakukan hal-hal lain lebih kreatif yang membawa dampak signifikan bagi masyarakat langsung," pungkas nya.

Sebagai apresiasi hadir beberapa pengurus Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Banyuwangi, di antaranya Alkaisu Dana Habibi dari Departemen Kaderisasi, Direktur Student Crisis Center (SCC) Ibnu Tsani Rosyada, Corps Brigade Pembangunan (CBP) Hairul, dan Direktur Lembaga Pers M. Sholeh Kurniawan.

Juga turut gugur gunung ratusan pelajar dan komunitas peduli lingkungan. Diantaranya pelajar MAN 1 Banyuwangi, SMK 1 Srono, perwakilan pengurus PAC IPNU IPPNU Rogojampi, PAC IPNU IPPNU Banyuwangi dan Komunitas Banyuwangi bebas sampah.

Sebelum acara diakhiri seluruh peserta digiring untuk penanaman ratusan bibit mangrove di bibir pantai. Meski terik sengatan matahari sangat panas, ratusan pelajar yang hadir tidak patah arang untuk melanjutkan penanaman ratusan bibit mangrove.

Atas nama Direktur SCC PC IPNU Banyuwangi Ibnu Tsani Rosyada mengatakan sangat bahagia, ketika para pelajar dari berbagai sekolah berbaur, dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan positif di daerahnya seperti tanam mangrove yang mereka lakukan hari.

"Mereka tidak belajar di kelas namun mereka telah menunjukkan bahwa mereka juga terlibat dalam usaha perubahan di negeri ini," tutur Ibnu.

"Semoga kegiatan semacam ini bisa memantik pelajar-pelajar yang lain untuk turut berbuat, turut memberikan apa yang mereka bisa lakukan untuk kepentingan  masyarakat," harap sarjana muda Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya.


NU ONLINE

Mahasiswa Cinta Alam, Tanam 1000 Mangrove di Pantai Trisik

on

 
AKARTA - Melalui program kerja dari Himpunan Mahasiswa Managemen (HIMAMA) yang bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, sekitar ±80 orang melakukan kegiatan penanaman pohon mangrove di daerah pesisir Pantai Trisik, Minggu 26 Februari 2017.
Kegiatan ini dimulai dengan acara pembukaan terlebih dahulu, dilanjutkan dengan penyanyian lagu Indonesia Raya, Kalam Ilahi serta sambutan-sambutan. Sebelum acara penanaman pohon mangrove dilakukan, para peserta kegiatan diberikan pembekalan terlebih dahulu tentang apa itu pohon mangrove, jenis-jenis pohon mangrove serta bagaimana cara menanamnya.
Ketua panitia pelaksana kegiatan mengatakan, rencananya ada 1000 pohon mangrove yang akan ditanam di tempat yang berbeda-beda. Pada kegiatan penanaman kali ini ada sekitar ±250 pohon yang akan di tanam terdiri dari pohon jenis mangrove 150 pohon, dan pohon jenis cemara 100 pohon.
Kegiatan kemahasiswaan ini melibatkan beberapa elemen penting masyarakat sekitar daerah pesisir pantai trisik dan juga kegiatan ini di dukung penuh oleh Bapak Dr. Ir. Gunawan Dudiyanto, M.P (Rektor UMY) serta pula di dukung oleh Komunitas Pemerhati Mangrove.
Tujuan dari penanaman pohon ini tidak lain adalah untuk menjaga ekosistem wilayah pantai agar dapat menahan terjadinya potensi abrasi, selain itu dapat mengubah prilaku masyarakat agar lebih dapat perduli lagi dengan lingkungan. Kegiatan penanaman pohon ini adalah agenda rutin yang dilaksanakan oleh HIMAMA dan BEM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sebelumnya kegiatan ini pernah dilakukan di bantaran sungai Bogowonto.


LIPUTAN 6

Ratusan Santri Pesantren Zaha Genggong Tanam Mangrove

on Thursday, February 23, 2017

 
Probolinggo, -Sebagai upaya untuk bersama-sama mencegah abrasi pantai dan menjaga ekosistem hutan bakau, ratusan santri Pondok Pesantren Zainul Hasan (Zaha) Genggong Kecamatan Pajarakan kabupaten Probolinggo menanam seribu pohon mangrove di Pantai Bentar Desa Curahsawo Kecamatan Gending, Rabu (22/2).

Ratusan santri ini merupakan siswa kelas X dan XI SMK Zainul Hasan Genggong dari berbagai jurusan. Meskipun cahaya matahari cukup menyengat, tetapi mereka terlihat semangat dan gembira menanam pohon mangrove tersebut.

Pembina OSIS SMK Zainul Hasan Genggong Muhamad Ilyas mengungkapkan banyak manfaat yang bisa didapat dari menanam mangrove. Selain mencegah erosi dan abrasi pantai, mangrove bisa menjadi tempat hidup dan sumber makanan beberapa jenis satwa, sekaligus menstabilkan daerah pesisir. 

“Disamping itu, pertumbuhan mangrove ini juga dapat memperluas batas pantai. Jika dikembangkan bisa menjadi kawasan obyek wisata Pantai Bentar,” katanya.

Melalui kegiatan ini Ilyas ingin mengajarkan kepada anak didiknya tentang aplikasi pelajaran di sekolah secara langsung di lapangan. Sehingga diharapkan kegiatan ini bisa memberi edukasi kepada siswa, termasuk masyarakat sekitarnya untuk ikut berpartisipasi menjadi penyelamat lingkungan dan kerusakan ozon.

“Kami memberikan apresiasi kepada santri yang terlibat dalam kegiatan untuk menyelamatkan lapizan ozon dan lingkungan yang rusak parah. Sebenarnya mangrove disini sudah terjaga dengan baik. Namun ada beberapa yang rusak dan perlu ditanami lagi untuk memperkokoh kekuatan garis pantai,” tegasnya.

Sementara Khafsah, salah satu siswi SMK Zainul Hasan Genggong mengaku jika awalnya merasa sangat takut untuk turun ke pantai. Tetapi karena tidak bisa menanam jika tidak turun, maka diapun turun. Ternyata setelahnya dia merasa nyaman menanam pohon mangrove.

“Ini memang pengalaman pertama kalinya saya turun ke pantai dan menanam mangrove. Ternyata asyik juga sambil menanam mangrove untuk kelestarian dan mencegah abrasi pantai,” katanya.

NU ONLINE

Komma Tanam Mangrove di Hari Peduli Sampah Nasional

on Wednesday, February 22, 2017


JAKARTA -- Pada 21 Februari 2005, publik di negeri ini sempat dihebohkan oleh tragedi longsor sampah yang melanda Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah di Kota Cimahi, Jawa Barat. Menurut catatan, ada 156 korban yang tewas akibat insiden tersebut. Berangkat dari peristiwa 12 tahun silam itulah, pemerintah kemudian menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).

Tahun ini, ada berbagai macam cara yang dilakukan masyarakat Ibu Kota untuk memperingati HPSN 2017. Salah satunya lewat aksi menanam 5.000 bibit mangrove di salah satu kawasan pesisir utara Jakarta, Selasa (21/2) kemarin. Aksi yang melibatkan ratusan peserta itu diprakarsai oleh Komunitas Mangrove Muara Angke (Komma), bekerja sama dengan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT PJB) Unit Muara Karang.

Pendiri Komma, Noviansyah mengatakan, kegiatan menaman bibit mangrove dilakukan di pinggir pantai Muara Angke Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Aksi tersebut melibatkan 200 peserta lebih.

"Sebanyak 120 orang di antaranya adalah siswa dari Madrasah Ibtidaiyah Nurul Bahri Muara Angke," ujarnya kepada Republika.co,id, Selasa (21/2).

Noviansyah menuturkan, aksi diawali dengan membersihkan sampah di kawasan pinggir laut Muara Angke pada pagi hari. Beberapa lembaga pemerintahan dan tokoh masyarakat setempat pun turut diundang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Di antaranya adalah Karang Taruna Kelurahan Pluit, Lurah Pluit, Camat Penjaringan, serta Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta.

Setelah selesai membersihkan pantai, barulah kegiatan dilanjutkan dengan menanam 5.000 bibit mangrove di lokasi yang sama. Menurut Noviansyah, tujuan aksi kali ini memang untuk menyelamatkan ekosistem di Muara Angke. Pasalnya, selama ini Muara Angke termasuk salah satu kawasan yang paling sering terdampak arus sampah dari berbagai penjuru yang bermuara di laut Jakarta.

"Meski penanaman mangrove kemarin berlangsung di bawah guyuran hujan, hal itu tidak menyurutkan semangat kami. Harapan kami malah semakin besar bahwa ekosistem Muara Angke bisa dipulihkan tanpa harus melakukan reklamasi di kawasan Teluk Jakarta," kata Noviansyah.

Dia menjelaskan, aksi menanam bibit mangrove sendiri sebenarnya telah dilakukan Komma bersama PT PJB Unit Muara Karang sejak 2014. Menurut catatan, ada 12 ribu bibit mangrove dari berbagai jenis yang sudah mereka tanam di kawasan Muara Angke sampai saat ini.

General Manager PT PJB Unit Muara Karang, Didik Triwanto mengatakan, penanaman 5.000 bibit mangrove pada HPSN tahun ini juga menjadi bagian dari tanggung jawab perusahaan yang ia pimpin terhadap kelangsungan ekosistem di Muara Angke. Dia pun menegaskan, sebagai BUMN yang selama ini menyuplai pasokan listrik untuk warga Jakarta, PT PJB selalu berupaya mendukung kelestarian lingkungan di sekitar wilayah operasional mereka.

"Kami menginginkan masyarakat Ibu Kota tidak hanya merasakan manfaat dari pembangkit yang kami sediakan, tetapi juga manfaat dari lingkungan yang terjaga kelestariannya," ujar Didik.


REPUBLIKA

Garuda Gandeng TNI AL Tanam 2.400 Terumbu Karang di Laut Ambon

on Wednesday, February 8, 2017



AMBON, - PT Garuda Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX Ambon dan Panitia Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2017 (Lantamal) IX Ambon melakukan transplantasi karang atau pembibitan karang di pantai wisata Batu Kuda, Tulehu, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Rabu (8/2/2017).
Kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan terumbu karang dan biota laut ini ikut melibatkan sekitar 100 penyelam dari TNI AL dan berbagai komunitas penyelam di Maluku.
“Untuk terumbu karang kita siapkan 2.400, nanti penanamannya dilakukan secara bertahap oleh penyelam,” kata Wakil Presiden Corporate Communications Garuda Indonesia, Benny S Butarbutar kepada wartawan di lokasi pembibitan karang.
Dia mengungkapkan pihaknya menggandeng TNI AL untuk melestarikan terumbu karang yang ada di wilayah itu karena pihaknya mendapatkan informasi bahwa terumbu karang di Maluku banyak mengalami kerusakan parah.

“Kami dapat informasi terumbu karang di Maluku mengalami keruskaan cukup besar, jadi kita ingin membangun kembali. Apalagi tema HPN, pers dan rakyat Maluku bangkit dari laut,” ujarnya.
Proses pembibitan juga akan dilakukan secara bertahap. Penanaman bibit karang oleh para penyelam di kawasan itu ditandai dengan tembakan ke udara oleh Nur Singgih tepat di pantai tersebut.
Singgih berharap, kegiatan itu nantinya dapat bermanfaat bagi upaya pelestarian laut dan kekayaan yang ada di dalamnya.
Selain melakukan pembibitan karang, lanjut Singgih, PT Garuda dan TNI AL juga menanam 18.000 anakan bakau (mangrove) di sepanjang pantai tersebut. Proses pembibitan terumbu karang dan penanaman mangrove ini akan berlangsung hingga tanggal 10 Februari 2017.
Adapun kegiatan tersebut mengusung tema “Sinergi Garuda Indonesia, PWI, Lantamal dan masyarakat dalam pelestarian biota laut untuk kembangkitan kejayaan Maluku”.
“Kali ini kita siapkan 18.000 bibit pohon mangrove karena kita sadar mangrove akan menjadi penjaga bagi ekosistem laut dan juga terumbu karang,” kata Singgih.
“Garuda punya kepentingan karena bisa membangun paket-paket wisata dunia karena Ambon tidak hanya milik masyarakat Indonesia, tetapi juga masyarakat internasional. Nah, di sini kita mau membangun sebuah kerja sama karena ekosistem biota laut di Ambon,” tambahnya.
Dia mengatakan, kegiatan yang dilakukan itu untuk melestarikan laut Maluku agar tetap lestari, dengan begitu akan ada manfaat ganda atau multiplier effect yang bisa menyejahterakan masyarakat.
“Akan ada manfaat ganda bagi masyarakat lokal dan pada akhirnya membawa kesejahteraan bagi masyarakat, apalagi Maluku sedang ingin mengembalikan kejayaan masyarakatnya dari laut,” ujarnya.
Sementara itu, Komandan Lantamal IX Ambon, Laksamana Pertama Nur Singgih menjelaskan, penanaman mangrove dan juga pembibitan terumbu karang merupakan bentuk kepedulian pihaknya untuk melestarikan biota laut yang ada di daerah Maluku.
“Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kami untuk menjaga ekosistem laut dan kekayaan bahari di daerah ini,” ujarnya.

KOMPAS

Aksi Tanam Mangrove, Selamatkan Pantai Utara Jawa

on Monday, February 6, 2017


para pelajar menanam Cemara Laut di bagian endapan berpasir Kamis 2 Februari 2017 (Istimewa)
CIREBON – Sebagai langkah menghadapi kerusakan mangrove di Pesisir Utara Jawa seperti di Cirebon, PT. Zebra Asaba bersama DeTara Foundation dan Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK) menginisiasi upaya perbaikan lingkungan pesisir utara Jawa melalui Tanam dan Pelihara Mangrove dengan melibatkan komunitas lokal dan sekolah, Kamis (2/2/2017).
“Target jumlah mangrove yang ditanam tahun 2017 adalah 4.000 bibit. Berharap tahun depan dapat berkontribusi lebih banyak lagi dengan menanam sebanyak 10.000 mangrove,” kata perwakilan PT. Zebra Asaba, Mukhamad Aris dalam keterangan pers DeTara Foundation dikutip Senin (6/2/2017).
Direktur DeTara, Latifah Hendarti mengungkapkan Generasi muda menjadi ujung tombak dalam upaya perbaikan dan pengelolaan pesisir dan laut khususnya di wilayah Pantura. Hal ini dikarenaka ke depan mereka yang akan menjadi bagian dari pengambil keputusan sekaligus penerima dampak dari aktivitas saat ini.

Menurut Hendarti kegiatan yang dilaksanakan diharapkan menjadi titik awal bergiatnya generasi muda di Cirebon untuk lebih peduli dan bergiat aktif menjaga lingkungan, karena menyelamatkan lingkungan termasuk dengan menanam kembali mangrove berarti menyelamatkan masa depan mereka.
“Diharapkan para pihak termasuk perusahaan melalui CSR bidang lingkungan dapat terus mendukung niat baik komunitas dan generasi muda untuk menyelamatkan pantai Utara Jawa,”imbuhnya.
Kepala Sub Direktorat Bina Komunitas Kawasan Industri & Pemukiman, Direktorat Kemitraan Lingkungan Hidup, KLHK, Jo Kumala Dewi mengajak kepada komunitas-komunitas yang telah ada dan kalangan generasi muda untuk bersama-sama menerapkan perilaku peduli lingkungan dan lebih GAUL (Gerakan Aksi untuk Lingkungan).
“Sehingga Cirebon tidak  hanya dikenal akan batiknya tetapi Cirebon ke depannya harus juga dikenal sebagai Kota dan Kabupaten peduli lingkungan,” harapnya.
DeTara Foundation bekerjasama dengan Komunitas Mina Citra Lestari (MICIL) dan SMPN 2 Gunungjati dalam aksi tanam mangrove bersama. Sebagai rangkaian aksi tanam mangrove bersama di Desa Grogol, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, DeTara Foundation terlebih dahulu memberikan materi pembekalan kepada siswa SMPN 2 Gunungjati.
Materi yang disampaikan kepada pelajar adalah tentang pentingnya ekosistem mangrove dalam perlindungan pesisir utara Jawa. Pembekalan lainnya adalah peran yang dapat diakukan oleh generasi muda untuk memperbaiki lingkungan pesisir utara Jawa khususnya di Cirebon.
Aksi tanam mangrove selama kurang lebih dua jam berhasil menanam sebanyak 1.020 bibit  terdiri dari 910 mangrove sejati (900 bibit bakau/Rhizophora sp. & 10 bibit api-api/Avicennia officinalis). Sebagai tambahan untuk konservasi di bagian endapan dominasi substrat pasir, ditanam jenis asosiasi mangrove berupa 110 bibit cemara laut (Casuarina equisetifolia).
Adapun target total penanaman di sepanjang pesisir desa Grogol sebanyak 4.000 bibit. Sisanya akan ditanam oleh Komunitas Micil, tentunya dengan mengajak komunitas-komunitas lain di Cirebon, sekolah dan pramuka yang bersedia menjadi relawan.

ERA BARU

Pegadaian Peduli Lingkungan Lepas Penyu dan Tanam Mangrove di Belitung

on Thursday, February 2, 2017


BABEL - Pelestarian lingkungan merupakan isu penting yang tidak dapat dilepaskan dari pengelolaan perusahaan. PT Pegadaian (Persero) sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berpartisipasi dalam menyukseskan program “BUMN Hadir untuk Negeri”.
Kehadiran Pegadaian dalam program pelestarian lingkungan ini tampak dalam kegiatan pelepasan penyu dan penanaman mangrove yang dilakukan di Pulau Kepayang, Desa Keciput, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, (11/2/2017). Kegiatan tersebut merupakan pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan oleh 150-an peserta dari perwakilan Pegadaian di seluruh Indonesia.
Kegiatan itu merupakan bagian dari workshop Pegadaian Leadership Forum yang merupakan kegiatan pelatihan kepemimpinan dan kerja sama antar peserta dalam merancang strategi untuk menyelesaikan suatu permasalahan perusahaan. Para peserta terdiri dari Anggota Dewan Komisaris, Direksi, para General Manager, Pemimpin Wilayah, Direksi Perusahaan Anak, Deputi, Senior Manager, serta pejabat terkait.
Pegadaian Leadership Forum merupakan rangkaian dari kegiatan Rapat Kerja Nasional yang digelar di Belitung selama tiga hari tanggal 9-11 Februari 2017. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka koordinasi dan sosialiasi program kerja perusahaan.
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Riswinandi mengatakan bahwa pelepasan penyu dan penanaman mangrove merupakan kegiatan Corporate Social Responsibility berupa kepedulian terhadap lingkungan hidup.
”Kegiatan ini merupakan bagian dari partisipasi Pegadaian terhadap program BUMN Hadir untuk Negeri. Bentuk kegiatan CSR lain adalah pembangunan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) di Pelabuhan Tanjung Kelayang.
Lebih lanjut Riswinandi mengatakan, Pegadaian merupakan bagian dari BUMN yang mempunyai misi untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, produk dan layanan Pegadaian dibuat dalam rangka memberikan solusi keuangan pada masyarakat guna mengatasi berbagai kebutuhan keuangan.
”Pegadaian memberikan solusi bisnis dalam tiga lini, pertama bisnis pembiayaan berbasis gadai dan fidusia. Kedua bisnis emas dan ketiga bisnis aneka jasa yaitu jasa multi pembayaran dan jasa pengiriman uang. Jadi Pegadaian memberi solusi kepada masyarakat yang memerlukan kebutuhan dana, menyediakan sarana investasi yang kelebihan dana dalam bentuk emas, dan mempercepat akses transaksi keuangan,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur IV Bidang Keuangan Pegadaian Dwi Agus Pramudya menyatakan, kinerja perusahaan pada 2016 menorehkan pencapaian yang menggembirakan.
Dari sisi kinerja keuangan, secaraYear on Year (YoY) pertumbuhan aset mencapai 20,0 persen. Jika pada 2015 Total Aset tercatat 39,1 triliun pada akhir 2016 tercatat 46,9 triliun. Pendapatan Usaha mengalami kenaikan 8,7 persen dari Total Pendapatan Usaha pada 2015 tercatat 8,9 triliun menjadi 9,7 triliun. Sedangkan laba bersih mengalami kenaikan 15,2 persen dari 1,9 triliun menjadi 2,2 triliun.
Begitupun dengan kinerja operasional, pencapaian yang diraih sesuai harapan. Pertumbuhan Total Outstanding Loan (OSL) meningkat sebesar 14,5 persen dari 30,9 triliun pada akhir tahun 2015 menjadi 35,4 triliun.
Komposisi besaran OSL tersebut terdiri dari OSL gadai konvensional sebesar 27,3 triliun (78,9 persen), gadai syariah 3,5 triliun (10,2 persen), sedangkan non gadai sebesar 3,7 triliun (10,9 persen). Dengan kata lain, bisnis gadai baik konvensional maupun syariah masih tetap mendominasi dengan OSL sebesar 30,9 triliun (89,1 persen).

INDOPOS


Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Locations of visitors to this page