BABEL - Pelestarian lingkungan merupakan isu penting
yang tidak dapat dilepaskan dari pengelolaan perusahaan. PT Pegadaian
(Persero) sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus
berpartisipasi dalam menyukseskan program “BUMN Hadir untuk Negeri”.
Kehadiran Pegadaian dalam program pelestarian lingkungan ini tampak
dalam kegiatan pelepasan penyu dan penanaman mangrove yang dilakukan di
Pulau Kepayang, Desa Keciput, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung,
Bangka Belitung, (11/2/2017). Kegiatan tersebut merupakan pelaksanaan
program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan oleh
150-an peserta dari perwakilan Pegadaian di seluruh Indonesia.
Kegiatan itu merupakan bagian dari workshop Pegadaian Leadership
Forum yang merupakan kegiatan pelatihan kepemimpinan dan kerja sama
antar peserta dalam merancang strategi untuk menyelesaikan suatu
permasalahan perusahaan. Para peserta terdiri dari Anggota Dewan
Komisaris, Direksi, para General Manager, Pemimpin Wilayah, Direksi
Perusahaan Anak, Deputi, Senior Manager, serta pejabat terkait.
Pegadaian Leadership Forum merupakan rangkaian dari kegiatan Rapat Kerja Nasional yang digelar di Belitung selama tiga hari tanggal 9-11 Februari 2017. Kegiatan tersebut dilaksanakan
dalam rangka koordinasi dan sosialiasi program kerja perusahaan.
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Riswinandi mengatakan bahwa pelepasan penyu dan penanaman mangrove merupakan kegiatan Corporate Social Responsibility berupa kepedulian terhadap lingkungan hidup.
”Kegiatan ini merupakan bagian dari partisipasi Pegadaian terhadap
program BUMN Hadir untuk Negeri. Bentuk kegiatan CSR lain adalah
pembangunan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) di Pelabuhan Tanjung Kelayang.
Lebih lanjut Riswinandi mengatakan, Pegadaian merupakan bagian dari BUMN yang mempunyai misi untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, produk dan
layanan Pegadaian dibuat dalam rangka memberikan solusi keuangan pada
masyarakat guna mengatasi berbagai kebutuhan keuangan.
”Pegadaian memberikan solusi bisnis dalam tiga lini, pertama bisnis
pembiayaan berbasis gadai dan fidusia. Kedua bisnis emas dan ketiga
bisnis aneka jasa yaitu jasa multi pembayaran dan jasa pengiriman uang.
Jadi Pegadaian memberi solusi kepada masyarakat yang memerlukan
kebutuhan dana, menyediakan sarana investasi yang kelebihan dana dalam
bentuk emas, dan mempercepat akses transaksi keuangan,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur IV Bidang Keuangan Pegadaian Dwi Agus
Pramudya menyatakan, kinerja perusahaan pada 2016 menorehkan pencapaian
yang menggembirakan.
Dari sisi kinerja keuangan, secaraYear on Year (YoY) pertumbuhan aset mencapai 20,0 persen. Jika pada 2015 Total Aset tercatat 39,1 triliun pada akhir 2016 tercatat 46,9 triliun.
Pendapatan Usaha mengalami kenaikan 8,7 persen dari Total Pendapatan
Usaha pada 2015 tercatat 8,9 triliun menjadi 9,7 triliun. Sedangkan laba
bersih mengalami kenaikan 15,2 persen dari 1,9 triliun menjadi 2,2
triliun.
Begitupun dengan kinerja operasional, pencapaian yang diraih sesuai
harapan. Pertumbuhan Total Outstanding Loan (OSL) meningkat sebesar 14,5
persen dari 30,9 triliun pada akhir tahun 2015 menjadi 35,4 triliun.
Komposisi besaran OSL tersebut terdiri dari OSL gadai konvensional
sebesar 27,3 triliun (78,9 persen), gadai syariah 3,5 triliun (10,2
persen), sedangkan non gadai sebesar 3,7 triliun (10,9 persen). Dengan
kata lain, bisnis gadai baik konvensional maupun syariah masih tetap
mendominasi dengan OSL sebesar 30,9 triliun (89,1 persen).
INDOPOS