Hutan Bakau Rusak, Belasan Hektar Lahan Pertanian Digenangi Air Asin

on Saturday, April 29, 2017


LABUHANBATU - Belasan Hektar hutan bakau (mangrove) di Desa Sei Tawar, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, semakin mengkhawatirkan. Akibat kerusakan hutan penyangga kawasan pesisir laut tersebut, belasan hektar lahan pertanian masyarakat di Dusun III Desa Sei Tawar terendam air asin.

Menurut salah seorang warga Dusun III Desa Sei Tawar, Wartam (55), benteng yang dibangun untuk menahan air asin sudah tak mampu lagi menahan ketinggian air laut. Dampaknya, saat pasang terjadi air asin langsung mengalir dari laut melalui sungai-sungai kecil di kawasan mangrove yang sudah rusak hingga menggenangi belasan hektar persawahan milik warga setempat.

“Memang air laut sudah melewati benteng yang ada. Jadi, air asin langsung masuk ke areal persawahan. Kalau ini terjadi pada saat musim tanam bisa merusak padi bahkan bisa gagal panen. Terbukti ada salah seorang warga kita di sini harus gagal panen dan rugi belasan juta ya akibat masuknya air asin itu,” jelas Wartam, Jumat (28/4/2017).

Tak hanya itu, kerusakan hutan mangrove yang berhadapan langsung dengan pesisir selat malaka itu, dikhawatirkan warga akan adanya kemungkinan terjadinya terjangan badai atau angin laut.

“Ya kalau tak ada bakau ini, mungkin kalau ada badai sudah habis kampung ini. Karena dulu juga pernah ada puting beliung dari laut, syukurnya masih ada hutan bakau ini. Jadi yang dihantamnya ada puluhan hektar bakau yang rusak, tapi tak sampai ke kampung puting beliungnya,” ungkapnya.

Parahnya, menurut salah seorang pegiat lingkungan dari Perkumpulan Hijau, Rudhy, abrasi yang disebabkan oleh pengerusakan hutan bakau dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sudah lebih dari lima meter.

“Sejak tiga tahun terakhir kita pantau memang ada pengikisan daratan hingga lima meter dari bibir pantai. Salah satu penyebabnya memang akibat pengerusakan kawasan ini, baik akibat pengambilan kayu maupun alih fungsi kawasan untuk perkebunan,” jelas Rudhy.

Terkait masuknya air asin hingga beberapa ratus meter ke daratan, menurutnya, hal ini terjadi akibat semakin tidak terkendalinya perambahan dan alih fungsi kawasan bakau.

Kawasan hutan bakau yang berfungsi sebagai benteng air asin, kini semakin sempit bahkan di beberapa lokasi sudah rusak parah hingga terbuka langsung ke laut.

“Jelas kalau sudah tidak ada bakaunya, apa yang menjadi bentengnya. Kalau diharapkan benteng kanal sebagai solusi menahan air asin, seberapa mampu bisa menahan ketinggian air yang terkadang pada saat pasang tidak bisa diprediksi ketinggiannya,” tambahnya.

Untuk itu, menurutnya, solusi yang diambil hanya dengan merehabilitasi hutan mangrove di kawasan tersebut untuk menyelamatkan lahan-lahan pertanian yang berbatas langsung dengan bibir pantai.

GOSUMUT

0 komentar:

Post a Comment

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Locations of visitors to this page