Belajar dari Kearifan Tanaman Mangrove yang Hanya Memberi Tak Harap Kembali

on Thursday, May 4, 2017


Reportase Anang Pujimanto
Staf TU SD Muhammadiyah 4 Surabaya
MANGROVE adalah kelompok tanaman yang ada di garis pantai dalam jangkauan pasang surut air laut dan di dalam hutan mangrove bisa terdapat 202 jenis tanaman. Demikian paparan Soni Muchson, Ketua Kelompok Tani mangrove Surabaya saat pembelajaran hutan mangrove bersama siswa kelas VI SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya, di aula Din Syamsudin, Kamis (20/4/2017).
Soni Muchson mengimbuhkan, mangrove berfungsi sebagai penahan abrasi dari gempuran ombak dan tsunami, sebagai filter resapan air laut ke darat.
"Kalau tak ada mangrove air akan terasa asin, karena mangrove juga penyerap karbondioksida, memproduksi oksigen, dan penyedia makanan bagi biota laut,” urai Soni.
Indonesia, sebut Soni, memiliki garis pantai dengan panjang hampir 100.000 km dengan jumlah pulau lebih dari 17.000. Dengan kondisi itu Indonesia memiliki hamparan mangrove terbanyak. "Hampir 25 persen mangrove di dunia ada di Indonesia yang tumbuh di tambak, muara sungai, laguna, delta, dan pantai," sebutnya.

Untuk itulah menjaga kelestarian mangrove sangatlah penting, karena mangrove memiliki banyak fungsi utama bagi lingkungan, sehingga kelestarian harus dijaga.
Di antaranya, menanam mangrove sesuai tempat hidupnya, tak memanfaatkan kayu mangrove, mengingat akhir-akhir ini kayu tanaman mangrove banyak dipakai sebagai bahan membuat chip semikonduktor.

Mangrove merupakan anugrah Tuhan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin, karena itu Soni mencanangkan gerakan ayo memetik mangrove, bukan menebangnya.
Pria kelahiran Bojonegoro itu menerangkan manfaat lain tanaman sebagai bahan makanan yang bisa diolah menjadi tepung pengganti beras yang rendah gula dan tinggi serat, dibuat menjadi berbagai macam kue kering, jenang.

Bahkan, bisa untuk pewarna batik, untuk obat herbal, menurunkan gula darah, obat untuk penyakit hepatitis, kosmetika, serta untuk wahana penelitian dan eduwisata.

Soni bahkan berhasil menemukan, buah dari tanaman mangrove bisa diolah menjadi sirup mangrove, dan sudah mendapat sertifikasi dari Kementerian Kesehatan sejak 2007.

Pelajaran paling mengesankan bagi para siswa saat Soni mengajarkan proses pembuatan sirup, mulai dari mengupas buah,  menyiapkan bahan untuk direbus hingga menjadi sirup siap minum.
“Sirup dari bahan tanaman mangrove ini cukup aman dan mudah dibuat, anak-anak pasti bisa membuatnya sendiri di rumah,” ujarnya di akhir pembelajaran tematik lingkungan di luar kelas.
“Selain pembelajaran teori di dalam kelas, siswa Mudipat Pucang Surabaya ini juga menerima pelajaran di luar kelas, sekolah mendatangkan pemerhati lingkungan yang ahli tentang mangrove,” imbuh Ustadz Edi Purnomo, Humas SD Muhammadiyah 4 Surabaya.

SURYA

0 komentar:

Post a Comment

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Locations of visitors to this page