Pola Kemitraan Optimalkan Rehabilitasi Mangrove

on Wednesday, May 24, 2017




Makassar - Pola kemitraan dapat didorong untuk mengoptimalkan rehabilitasi mangrove. Hal ini demi pemulihan mangrove kritis di Indonesia. Upaya rehabilitasi ini juga bisa disinergikan dengan rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) dan danau prioritas yang kondisinya terancam.
Mangrove adalah formasi tumbuhan daerah litoral yang khas di daerah tropis dan subtropis yang tumbuh pada tanah lumpur alluvial di daerah pantai dan muara sungai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Mangrove merupakan bagian integral dari sistem daerah aliran sungai (DAS). Luas mangrove di dunia adalah 15 juta hektare dan 30 persennya terdapat di Asia. Luas mangrove di Indonesia saat ini mencapai 3,4 juta ha atau 22 persen dari luas mangrove dunia, menempati urutan pertama terluas di dunia.
Ekosistem mangrove dengan kondisi baik dan sedang seluas 1,59 juta ha (46 persen), sedangkan yang mengalami degradasi mencapai 1,81 juta ha (54 persen).
Kepala Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS HL) Jeneberang Saddang Sulawesi Selatan, Muhajir, mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong rehabilitasi mangrove melalui pemberian bibit kepada kelompok tani atau masyarakat dalam program kebun bibit rakyat (KBR).
"Tahun 2017 ada 30 KBR, tiga hingga empat KBR di antaranya untuk rehabilitasi mangrove," katanya di kantor BPDAS HL Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (24/5).
Menurutnya, rehabilitasi mangrove penting untuk menahan infiltrasi air laut masuk ke darat, abrasi dan tsunami. Dampak positif lainya bisa dijadikan kawasan ekowisata dan meningkatkan populasi udang, kepiting dan ikan.
Dalam rehabilitasi mangrove, KLHK memberikan bantuan 25.000 bibit ke per kelompok tani atau masyarakat dalam setahun. Pembagian bibit ini pun harus bergilir bagi kelompok tani yang berbeda.
Terkait adanya keterhubungan rehabilitasi mangrove dan pemulihan danau dan DAS prioritas, Muhajir mengungkapkan perlu diawali dengan mengubah pola pikir (mind set) masyarakat, pemberdayaan dan kemitraan yang membawa manfaat. Kemitraan yang dimaksud bisa melibatkan BUMN atau pun pihak swasta.
Sementara itu, Kelompok Tani Sumur menjadi potret keberhasilan rehabilitasi mangrove di Desa Takalar, Kecamatan Mappakasunggu, Takalar, Sulawesi Selatan.
Rehabilitasi gambut tersebut diinisiasi Syarifuddin yang juga selaku pembina kelompok tani Sumur, Takalar sejak tahun 2001. Berbekal kredit uang Rp 18 juta, sarjana kehutanan ini mengawali kecintaannya pada lingkungan hidup dengan menanami mangrove di delta Takalar yang dulunya sangat gersang.
"Awalnya berat sekali. Dulu gersang tidak ada pepohonan," katanya di hutan mangrove Takalar, Sulawesi Selatan.
Saat pertama kali menanam, bapak empat orang anak ini melibatkan kerabatnya untuk membantu. Sebab kerja tanpa pamrih yang digelutinya akan sulit mengajak masyarakat lain karena tidak digaji.
Hingga akhirnya di tahun 2012, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberi bantuan bibit dalam program kebun bibit rakyat (KBR) dengan membantu memberikan 50.000 bibit.
"Hanya sedikit orang yang tahu manfaat hutan mangrove. Padahal banyak memberikan manfaat langsung dan tidak langsung," ucapnya.

Berita Satu

0 komentar:

Post a Comment

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Locations of visitors to this page