Anak-anak Sumba Timur Ikut Cegah Abrasi Tanam 2.000 Anakan Mangrove di Padadita

on Friday, March 17, 2017




WAINGAPU-Akibat ulah manusia dan pemanasan global, menyebabkan bumi dan segala isinya terancam punah. Manusia sebagai ciptaan yang paling mulia bertanggung jawab untuk melestarikan dan menjaga lingkungan. Salah satunya dengan reboisasi di lokasi-lokasi yang telah rusak.
Hal inilah yang dilakukan anak-anak di pesisir pantai dengan menanam mangrove untuk mencegah abrasi.
Kepada Pos Kupang di Pantai Padadita, Minggu (12/3/2017), Monika, salah satu guru sekolah minggu Haleluya, Kampung Kalu, mejelaskan dewasa ini banyak sekali bencana alam yang terjadi di mana-mana.
Kerusakan lingkungan adalah salah satu faktor penyebab bencana alam tersebut. "Kalau lingkungan rusak berarti tidak ada keseimbangan lagi sehingga mudah terjadi bencana alam," jelasnya.
Menanam anakan mangrove di pesisir pantai setempat, katanya, merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh anak-anak sekolah minggu binaan Yayasan Komunitas Radio Max FM Waingapu. Kegiatan anak-anak sekolah minggu tersebut tidak hanya bernyanyi dan bermain bersama.
Selain berkumpul untuk belajar dan bermain, anak-anak sekolah Minggu Haleluya, Kampung Kalu juga berpartisipasi untuk melestarikan lingkungan.
"Kita mengajak anak-anak sejak usai dini untuk mencintai lingkungan. Kebetulan kita di daerah pesisir maka yang bisa kita lakukan adalah menanam anakan bakau di," jelasnya.
Hal senada dikatakan guru sekolah minggu lainnya, Eshey Meta. Dia menjelaskan, kegiatan penghijauan di pesisir pantai mulai dilakukan oleh sekolah Minggu Haleluya sejak lima tahun terakhir. Selama tahun 2017, lanjutnya, anak-anak sekolah tersebut terhitung sudah dua kali melakukan penanaman mangrove.
"Ini kali kedua dalam tahun 2017. Kita tanam bakau pertama bulan Januari. Kalau anakan pohon bakau disuplai oleh Yayasan Komunitas Radio Max," jelasnya.
Direktur Yayasan Radio Max FM Waingapu, Heinrich Dengi mengatakan, mengajak anak-anak usia dini untuk meletasrikan lingkungan merupakan salah satu target lembaga itu. Alasannya jika anak-anak diajarkan menanam sejak dini maka akan timbul rasa memiliki lingkungan. Selain itu anak-anak tidak akan mau melakukan tindakan pengrusakan terhadap lingkungan.
"Anak-anak sekolah Minggu Haleluya, Kampung Kalu ada sekitar 50-an orang. Mereka tinggal dekat pantai makanya kita ajak meraka untuk menanam bakau. Hari ini ada 2000 anakan yang ditanam oleh mereka. Kalau anakan mangrove sendiri kita kerja sama dengan Life Jepang," tandasnya.

POS KUPANG

0 komentar:

Post a Comment

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service

Locations of visitors to this page